Cara Menentukan Daya Beda Soal Tes ( Soal ujian)

Cara Menentukan Daya Beda Soal Tes ( Soal ujian)

Sebelum melakukan tes, alangkah baiknya soal tersebut diujicobakan terlabih dahulu, agar soal tes yang digunakan bisa berkualitas. Setelah soal tes diujicobakan, langkah selanjutnya adalah  melakukan analisis butir soal tes untuk mengukur sejauh mana soal tes itu mampu membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah, pembeda ini disebut juga daya beda. 

Angka yang menunjukkan daya pembeda disebut indeks deskriminasi, angka yang digunakan dalam daya beda berkisar -1 sampai 1. Angka negatif menunjukkan daya beda soal tersebut terbalik, hal ini menunjukkan bahwa siswa yang berkemampuan rendah menjawab dengan benar sedangkan siswa yang berkemampuan tinggi menjawab salah. Soal tes tersebut menunjukkan adanya jawaban tebakan oleh peserta tes. Oleh karena itu soal tes yang memiliki daya beda negatif tidak bisa dijadikan alat ukur.

Mengukur daya beda 

Untuk mengukur daya beda terlebih dahulu kita mengelompokkan peserta tes (testee) ke dalam dua kelompok yaitu kelompok atas (siswa yang berkemampuan tinggi) dan keloUntuk mengukur daya beda terlebih dahulu kita mengelompokkan peserta tes (testee) ke dalam dua kelompok yaitu kelompok atas (siswa yang berkemampuan tinggi) dan kelompok bawah (siswa yang berkemampuan rendah).

Untuk jumlah peserta tes yang kecil (kurang dari 100) bisa menggunakan 50 % untuk kelompok atas dan 50 % kelompok bawah.

Sedangkan untuk peserta tes yang lebih besar (lebih dari 100) bisa membagi kelompok atas 27 % dan kelompok bawah (siswa yang berkemampuan rendah) 27 %.

Untuk jumlah peserta tes yang kecil (kurang dari 100)  bisa menggunakan 50 % untuk kelompok atas dan 50 % kelompok bawah. Sedangkan untuk peserta tes yang lebih besar (lebih dari 100) bisa membagi kelompok atas 27 % dan kelompok bawah 27 %.

Untuk mengukur daya beda bisa menggunakan rumus :


rumus daya beda
 atau 
mencari daya beda

   Keterangan :
   D  =  Daya beda
   Jka  = jumlah kelompok atas yang menjawab benar
  Jkb   = jumlah kelompok bawah yang menjawab benar
  nKa  = jumlah kelompok atas
  nKb  = jumlah kelompok bawah

Untuk mempermudah cara mencari daya beda pada soal, perhatikan tabel analisis butir soal berikut:




Dari analisis butir soal diatas kita bisa mengambil beberapa contoh soal yang akan dihitung daya bedanya.

Perhatikan nomor soal 1
kelompok atas menjawab benar (JKa) sebayak 10 orang sedangkan kelompok bawah menjawab benar (JKb) sebanyak 9 soal maka nilai daya bedanya adalah :

D = JKa - JKb 
         nKa

   =  10  - 9   = 0,1 
           10

Jadi soal no 1 memiliki indeks deskriminasi (daya beda) sebesar  0,1

Contoh 2
Perhatikan soal nomor 5
jumlah kelompok atas menjawab benar (JKa) sebanyak 5 orang dan kelompok bawah (JKb) sebanyak 0 maka nilai daya bedanya sebagai berikut

D = JKa - JKb 
         nKb

   =  3  - 0   = 0,3 
          10
Jadi soal nomor 5 memiliki daya beda sebesar 0,3

Adapaun klasifikasi nilai daya beda sebagai berikut:
Nilai daya beda Keputusan
D > 0,3 soal tes diterima
0,1 < D < 0,29 soal tes direvisi
D <0,1 soal tes ditolak


ataupun bisa menggunakan klasifikasi nilai daya beda  sebagai berikut:

Nilai Daya Beda Keterangan
D = 0,00 - 0,20 Jelek (poor)
D = 0,20 - 0,40 Cukup (satisfactory)
D = 0, 40 - 0,70 Baik (good)
D = 0,70 - 1,00 Baik sekali

Dari klasifikasi daya beda, kita bisa membuat kesimpulan untuk soal yang telah dicari daya bedanya.
Untuk soal nomor 1 dengan daya beda sebesar 0,1 dapat dinyatakan bahwa soal tersebut perlu direvisi, karena soal tersebut di kategorikan soal yang jelek.

Sedangkan untuk soal nomor 5 dengan daya beda sebesar 0,3 dapat dinyatakan bahwa soal tersebut diterima karena soal tersebut dikategorikan cukup.


Semoga bermanfaat