Keterampilan Bertanya dasar Bagi Guru

Keterampilan Bertanya dasar Bagi Guru

Bertanya memilki peran yang penting dalam proses pembelajaran, sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik akan membangkitkan rasa ingin tahu dan siswa terhadap sesuatu masalah yang dibicaran yang sedang dibicarakan. Seorang guru dituntut untuk memiliki keterampilan bertanya dalam proses pembelajaran. Keterampilan bertanya seorang guru harus dilatih agar lebih terampil, sehingga mampu meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajraan. 

Berikut ini merupakan keterampilan bertanya dasar bagi seorang guru.

1.Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat.
Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengna menggunakan kata- kata yang dapat dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf perkembangannya.

2.Pemberian acuan
Sebelum memberikan  pertanyaan, terkadang guru perlu memberikan acuan yang berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa. Contoh: kita tahu bahwa banjir dapat disebabkan oleh tumpukan sampah yang ada di aliran sungai.  Coba kamu sebutkan factor penyebab lain yang mengakibatkan banjir?

3.Pemindahan giliran
Pemindahan giliran pertanyaan dari satu siswa ke siswa lain, pemindahan giliran ini dilakukan karena jawaban siswa belum benar atau belum memadai.

4.Penyebaran pertanyaan
Agar siswa banyak yang terlibat di dalam proses pembelajaran guru perlu menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak, agar semua siswa mendapat giliran dalam menjawab pertanyaa. Perbedaan penyebaran giliran dengan penyebaran pertanyaan, pada pemindahan giliran beberapa siswa menjawab pertanyaan yang sama, sedangkan pada penyebaran, siswa menjawab pertanyaan dengan yang berbeda.

5. Pemberian waktu berpikir
Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu memberi waktu beberapa detik untuk berpikir sebelum menunjuk salah seseorang untuk menjawab pertanyaan yang sudah diajukan. 

6. Pemberian tuntunan
Apabila seorang siswa memberikan jawaban salah atau tidak bisa menjawab, guru hendaknya memberikan tuntunan kepada siswa tersebut agar menemukan sendiri jawaban yang benar. 

Demikian artikel tentang keterampilan bertanya dasar. Semoga bermanfaat. 

Cara Menentukan Daya Beda Soal Tes ( Soal ujian)

Cara Menentukan Daya Beda Soal Tes ( Soal ujian)

Sebelum melakukan tes, alangkah baiknya soal tersebut diujicobakan terlabih dahulu, agar soal tes yang digunakan bisa berkualitas. Setelah soal tes diujicobakan, langkah selanjutnya adalah  melakukan analisis butir soal tes untuk mengukur sejauh mana soal tes itu mampu membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah, pembeda ini disebut juga daya beda. 

Angka yang menunjukkan daya pembeda disebut indeks deskriminasi, angka yang digunakan dalam daya beda berkisar -1 sampai 1. Angka negatif menunjukkan daya beda soal tersebut terbalik, hal ini menunjukkan bahwa siswa yang berkemampuan rendah menjawab dengan benar sedangkan siswa yang berkemampuan tinggi menjawab salah. Soal tes tersebut menunjukkan adanya jawaban tebakan oleh peserta tes. Oleh karena itu soal tes yang memiliki daya beda negatif tidak bisa dijadikan alat ukur.

Mengukur daya beda 

Untuk mengukur daya beda terlebih dahulu kita mengelompokkan peserta tes (testee) ke dalam dua kelompok yaitu kelompok atas (siswa yang berkemampuan tinggi) dan keloUntuk mengukur daya beda terlebih dahulu kita mengelompokkan peserta tes (testee) ke dalam dua kelompok yaitu kelompok atas (siswa yang berkemampuan tinggi) dan kelompok bawah (siswa yang berkemampuan rendah).

Untuk jumlah peserta tes yang kecil (kurang dari 100) bisa menggunakan 50 % untuk kelompok atas dan 50 % kelompok bawah.

Sedangkan untuk peserta tes yang lebih besar (lebih dari 100) bisa membagi kelompok atas 27 % dan kelompok bawah (siswa yang berkemampuan rendah) 27 %.

Untuk jumlah peserta tes yang kecil (kurang dari 100)  bisa menggunakan 50 % untuk kelompok atas dan 50 % kelompok bawah. Sedangkan untuk peserta tes yang lebih besar (lebih dari 100) bisa membagi kelompok atas 27 % dan kelompok bawah 27 %.

Untuk mengukur daya beda bisa menggunakan rumus :


rumus daya beda
 atau 
mencari daya beda

   Keterangan :
   D  =  Daya beda
   Jka  = jumlah kelompok atas yang menjawab benar
  Jkb   = jumlah kelompok bawah yang menjawab benar
  nKa  = jumlah kelompok atas
  nKb  = jumlah kelompok bawah

Untuk mempermudah cara mencari daya beda pada soal, perhatikan tabel analisis butir soal berikut:




Dari analisis butir soal diatas kita bisa mengambil beberapa contoh soal yang akan dihitung daya bedanya.

Perhatikan nomor soal 1
kelompok atas menjawab benar (JKa) sebayak 10 orang sedangkan kelompok bawah menjawab benar (JKb) sebanyak 9 soal maka nilai daya bedanya adalah :

D = JKa - JKb 
         nKa

   =  10  - 9   = 0,1 
           10

Jadi soal no 1 memiliki indeks deskriminasi (daya beda) sebesar  0,1

Contoh 2
Perhatikan soal nomor 5
jumlah kelompok atas menjawab benar (JKa) sebanyak 5 orang dan kelompok bawah (JKb) sebanyak 0 maka nilai daya bedanya sebagai berikut

D = JKa - JKb 
         nKb

   =  3  - 0   = 0,3 
          10
Jadi soal nomor 5 memiliki daya beda sebesar 0,3

Adapaun klasifikasi nilai daya beda sebagai berikut:
Nilai daya beda Keputusan
D > 0,3 soal tes diterima
0,1 < D < 0,29 soal tes direvisi
D <0,1 soal tes ditolak


ataupun bisa menggunakan klasifikasi nilai daya beda  sebagai berikut:

Nilai Daya Beda Keterangan
D = 0,00 - 0,20 Jelek (poor)
D = 0,20 - 0,40 Cukup (satisfactory)
D = 0, 40 - 0,70 Baik (good)
D = 0,70 - 1,00 Baik sekali

Dari klasifikasi daya beda, kita bisa membuat kesimpulan untuk soal yang telah dicari daya bedanya.
Untuk soal nomor 1 dengan daya beda sebesar 0,1 dapat dinyatakan bahwa soal tersebut perlu direvisi, karena soal tersebut di kategorikan soal yang jelek.

Sedangkan untuk soal nomor 5 dengan daya beda sebesar 0,3 dapat dinyatakan bahwa soal tersebut diterima karena soal tersebut dikategorikan cukup.


Semoga bermanfaat

Cara Menentukan Nilai (Skor)  Pada Soal Pilihan Ganda (PG)

Cara Menentukan Nilai (Skor) Pada Soal Pilihan Ganda (PG)

Tes pilihan ganda (multiple choice) merupakan soal tes yang memilih pilihan jawaban yang telah disediakan. Soal tes pilihan ganda dibuat dengan satu pertanyaan dan dengan beberapa opsi jawaban. opsi jawaban biasanya terdiri dari atas 3- 5 opsi/ pilihan jawaban. pilihan jawaban tersebut terdiri dari satu jawaban benar dan sisanya sebangai pengecoh.

Perhitungan soal tes pilihan ganda berbeda dengan soal tes uraian. Proses penskoran atau penilaian pada pilihan ganda bisa dilakukan dengan dua cara yaitu dengan tanpa koreksi terhadap jawaban tebakan dan tanpa koreksi terhadap jawaban tebakan.

1. Skor pada soal pilihan ganda tanpa koreksi jawaban tebakan
Proses penskoran terhadap jawaban testee (yang diuji) tanpa koreksi jawaban tebakan bisa dilakukan dengan menggunakan rumus

Keterangan :
B = Jumlah item yang dijawab benar
N = jumlah item soal pilihan ganda

Contoh : suatu tes bidang studi IPA terdiri dari 50 item, tipe pilihan ganda. Anto menjawab dengan benar item sebanyak 35. Maka skor yang diperoleh Anto adalah :

Skor = 35 x 100
           50

         = 70


   Jadi skor yang diperoleh Anto dalam tes sebesar 70

2.Skor pada soal pilihan ganda dengan koreksi jawaban tebakan. Salah satu kelamahan dalam soal pilihan ganda adalah potensi tebakan testee (peserta tes) sangat besar, untuk mengurangi tingkat tebakan siswa bisa dilakukan dengan menggunakan rumus.

skor pilihan ganda
Keterangan :

A = Skor
B = Jumlah item benar
S = jumlah item salah
N = jumlah item soal pilihan ganda
P = jumlah pilihan (option)
1 = bilangan tetap

Contoh : suatu tes bidang studi IPA terdiri dati 50 item, tipe pilihan ganda.  Anto menjawab dengan benar item sebanyak 35 dan option 4. Maka skor yang diperoleh Anto adalah :
Skor =  30  x100
             50

Skor = 60

Jadi skor yang diperoleh oleh Anto adalah 60